Rabu, 17 Februari 2010

Pemupukan Berimbang


Mengapa pemupukan harus berimbang?

Untuk meningkatkan hasil dan mutu beras, tanaman padi memerlukan zar hara dalam jumlah banyak diantaranya nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K) dan belerang (S). Kecuali itu diperlukan hara sekunder Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) serta hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe).

Tanaman yang kekurangan Urea (zat hara N) tumbuhnya kerdil, anakan sedikit dan daunnya berwarna kuning pucat, terutama daun tua. sebaliknya tanaman yang dipupuk Urea berlebihan, tumbuhnya subur, daun hijau anakan banyak tetapi jumlah malai sedikit, mudah rebah dan pemasakan lambat.

Tanaman yang kekurangan zat hara fosfat (P) tumbuhnya kerdil, daun berwarna hijau tua, anakan sedikit, malai dan gabah sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah. Sedangkan tanaman yang kekurangan Kalium (K), batangnya tidak kuat, daun terkulai dan cepat menua, mudah terserang hama dan penyakit, mudah rebah, gabahnya banyak yang hampa, butir hijau banyak dan mutu beras menurun.

Gejala kekurangan K, daun terkulai mengering mulai dari pinggir daun

Meskipun kebutuhan zat hara belerang tidak sebanyak N, tetapi apabila kekurangan maka tanaman juga kerdil, daun berwarna kuning pucat, terutama daun muda, hasil gabah, dan mutu beras menurun.


Agar tanaman tumbuh sehat dengan hasil dan mutu beras tinggi, maka zat-zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Apabila salah satu zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah tidak cukup, maka hasil dan mutu beras akan menurun. Oleh karena itu pemupukan harus berimbang, dimana jenis dan dosis pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jumlah zat hara yang tersedia dalam tanah (tingkat kesuburan tanah).

Apa itu pemupukan berimbang?

Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk NPK. Pengertian ini kurang tepat karena pemupukan berimbang adalah menyediakan semua zat hara yangcukup sehingga tanaman padi mencapai hasil tinggi dan bermutu serta meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. dengan demikian jenis dan dosis pupuk yang diberikan tidak dapat disamaratakan tetapi harus memiliki spesifik lokasi.

Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk tunggal seperti urea, SP-36. TSP dan KCl, pupuk majemuk ditambah pupuk tunggal atau campuran pupuk tunggal.

Apakah keuntungan pemupukan berimbang?

Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Apabila tanahnya subur, dimana kadar fosfat dan kaliumnya cukup tinggi, maka sebenarnya cukup diberi Nitrogen N. Pemberian pupuk P dan K sedikit saja, untuk menggangi hara P dan K yang terangkut saat panen, yaitu sebesar 50 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha. Apabila pemberian pupuk P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai, sebagian besar hilang bersama air hujan atau air irigasi dan ini merupakan pemborosan. Namun sebaliknya jika tanah kekurangan fosfat dan kalium makan harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran. Inilah sebenarnya pengertian pemupukan berimbang. Pada gambar 5 disajikan respon tanaman padi terhadap pemupukan NPK pada tanah Vertisols di ngawi Jawa Timur yang kadar fosfat (P) dan kaliumnya (K) sangat rendah. pemupukan P sebanyak 1ku TSP/ha dapat meningkatkan hasil gabah 2,1 ton/ha dibandingkan dengan urea saja dan bila ditambah pupuk K sebanyak 1ku KCl/ha, maka hasilnya mencapai 6,5 ton/ha yaitu sekitar 3,2 ton/ha lebih tinggi bila dibandingkan hanya dipupuk urea saja.

Dimana dan bagaimana menerapkan pemupukan berimbang?

Kandunganzat hara N, P, K dalam tanah berbeda-beda, tergantung sifat-sifat tanahnya. Sebagai contoh kandunagn zat hara pada tanah yang berat/liat akan berbeda dengan tanah berpasir. Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk pada kedua jenis tanah tersebut harus berbeda.

Untuk mengetahui kandungan zat hara dalam tanah diperlukan pemeriksaan kandungan zat hara dalam tanah yang disebut uji tanah.

Siapa yang melakukan pemeriksaan tanah/Uji tanah
dan anjuran pemupukan berimbang?


Pemeriksaan tanah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah atau Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) atau Perguruan Tinggi yang ada di daerah. Pemeriksaan tanah diawali dengan pengambilan contoh tanah oleh Penyuluh Pertanian setempat dibantu oleh Petani. Untuk itu perlu adanya pelatihan pengambilan contoh tanah kepada penyuluh dan petani. Setiap contoh tanah mewakili ± 15-25 ha lahan dan pengambilannya cukup dilakukan sekali tiap 1-2 tahun. Harga pemeriksaan hara P dan K per contoh tanah yang mewakili luasan 25 ha hanya sekitar Rp 40.000,-.

Anjuran jenis dan dosis pupuk kepada petani akan diberikan BPTP setempat melalui Dinas Pertanian dan penyuluh di daerah. Petani bebas memilih pupuk, apakah menggunakan pupuk majemuk atau pupuk tunggal. Namun perlu hati-hati dalam memilih jenis pupuk agar petani tidak dirugikan.

Apa itu peta P dan k tanah dan apa kegunaannya?

Saat ini telah dilakukan pemeriksaan kandungan zat hara fosfat (P) dan kalium (K) dalam tanah di sebagian besar lahan sawah di Indonesia. hasilnya berupa peta hara fosfat (P) dan kalium (K). Peta tersebut diberi tiga warna, yaitu merah berarti kandungan haranya rendah, warna kuning berarti sedang dan warna hijau berarti tinggi. Peta tersebut digunakan untuk anjuran pemupukan.

Tanah yang kadar hara fosfatnya (P) rendah harus dipupuk 100 kg SP36 per ha, yang kadar hara P-nya sedang dipupuk 75 kg SP36 per ha dan yang P-nya tinggi dipupuk dengan 50 kg SP36 per ha. jadi dosis SP36 untuk lahan sawah berbeda-beda, tergantung kandungan hara P dalam tanah.

Tanah yang kadar hara kaliumnya (K) rendah, dipupuk 100 kg KCl per ha, sedang kadar k-nya sedang sampai tinggi, cukup dipupuk 50 kg KCl per ha.

Di bawah ini disajikan dosis anjuran pupuk SP36 dan KCl (Tabel 1) serta majemuk NPK (Tabel 2) untuk padi sawah berdasarkan status hara fosfat (P) dan kalium (K) pada lahan sawah.

Untuk hara N tidak dilakukan pembuatan peta status hara N karena umumnya kadar N tanah di Indonesian rendah, sehingga secara umum harus dipupuk 250-300 kg Urea per ha.

Tabel 1. Anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan menggunakan pupuk tunggal


_____________________________________________________________________________________

Kelas Status Hara Tanah Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi (Kg/Ha)
_____________________________________________________________________________________
P K Urea SP36 KCl
_____________________________________________________________________________________

Rendah 250 100 100
Rendah Sedang 250 100 50
Tinggi 250 100 50
Rendah 250 75 100
Sedang Sedang 250 75 50
Tinggi 250 75 50
Rendah 250 50 100
Tinggi Sedang 250 50 50
Tinggi 250 50 50
_____________________________________________________________________________________


Tabel 2. Anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan menggunakan pupuk Majemuk NPK


_____________________________________________________________________________________

Kelas Status Hara Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi (Kg/Ha)
Tanah
_____________________________________________________________________________________
P K NPK Tambahan Pupuk NPK Tambahan Pupuk
15-15-15 Tunggal 20-10-10 Tunggal
Urea KCl Urea KCl
_____________________________________________________________________________________
Rendah 250 170 40 400 100 30
Rendah Sedang 250 170 - 400 100 -
Tinggi 250 170 - 400 100 -
Rendah 200 180 50 300 150 50
Sedang Sedang 200 180 - 300 150 -
Tinggi 200 180 - 300 150 -
Rendah 150 200 60 200 180 70
Tinggi Sedang 150 200 10 200 180 -
Tinggi 150 200 10 200 180 -
_____________________________________________________________________________________


Apa peran pupuk organik dalam pemupukan berimbang?

Dalam pemupukan berimbang selain pupuk N, P, K seharusnya diberikan pula pupuk organik karena dapat meningkatkan manfaat pupuk NPK dan kesuburan tanah. Tanah yang diberi bahan organik, lebih remah, mudah diolah, akar tanaman tumbuh lebih lebat dan menyerap hara dari dalam tanah lebih tinggi. Beberapa jenis pupuk organik antara lain adalah kompos jerami, kotoran ayam, kambing, sapi/kerbau. Oleh karena itu, sebaiknya jerami dikembalikan ke tanah sebagai pupuk organik, sehingga kesuburan tanahnya meningkat. Jerami yang dikembalikan ke tanah dapat mengganti keperluan pupuk KCl.


Siapa yang melaksanakan pemupukan berimbang?


Untuk mendapatkan produksi tinggi semua jenis tanaman baik tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), tanaman sayuran, buah-buahan maupun tanaman perkebunan harus dipuk secara berimbang sesuai kebutuhan tanaman dan kandungan zat hara dalam tanah. Oleh karena itu pemupukan berimbang harus dilaksanakan oleh semua petani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar